La Zaari Karateka Kelas Bebas, Peraih Medali Emas PON XIII

Olahraga444 Dilihat

La Zaari Karateka Kelas Bebas, Peraih Medali Emas PON XIII

Cabang karate Sultra pernah merasakan manisnya medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON). Dua PON berturut-turut meraih emas, yaitu pada PON XIII tahun 1993 oleh karateka La Zaari yang bertarung di kelas bebas. Sedangkan emas kedua direngkuh pada PON XIV tahun 1996, oleh karateka Asarumada yang bertarung di kelas +85. Sayang, setelah era La Zaari dan Asarumada, cabang karate belum lagi mampu mencetak prestasi emas di ajang multi-iven PON.

Karateka La Zaari kepada jurnalis sultraindependen.com, mengaku prihatin dengan pencapaian cabang karate Sultra yang belum juga menunjukkan prestasi maksimal. Menurut karateka yang pernah meraih medali perak pada Sea Games XIV Philipina tahun 1991 ini bahwa dibutuhkan sosok panutan untuk mengangkat kembali prestasi cabang karate Sultra.

‘’Sosok panutan yang saya maksud adalah, seorang yang punya track record prestasi di level nasional. Sehingga para atlet muda punya panutan dan sosok yang bisa menginspirasi,’’ kata pria yang juga pernah menjuarai Kumite kelas 75-80 kilogram Kejurnas LEMKARI di Padang, Sumbar tahun 1994.

Selain itu, dia meminta pada karateka muda yang ada sekarang agar terus mengasah kemampuan diri tanpa harus tergantung dengan instruksi pelatih. Karena waktu yang sangat sedikit jika hanya bergantung pada arahan pelatih, tidak cukup untuk memaksimalkan potensi yang ada.

‘’Seorang atlet, khususnya karateka harus punya kemauan keras untuk mencapai prestasi. Terus asah kemampuan baik fisik maupun tehnik dengan berlatih dimana saja berada. Karena kalau hanya mengandalkan arahan pelatih, itu hanya berapa persen. Yang menentukan kwalitas fisik dan tehnik adalah sang atlet sendiri,’’ tegas La Zaari.

Terkait pembinaan olahraga secara umum, La Zaari juga menilai adanya pergeseran. Menurut dia di Indonesia secara umum, pembinaan olahraga sudah dimasuki berbagai kepentingan termasuk politik. Sehingga, atlet dan pelatih tidak lagi fokus pada tujuan pencapaian prestasi. Apalagi cabang karate, yang nota bene banyak perguruan sehingga terkadang masih mementingkan ego perguruan masing-masing.

Selama kurang lebih 20 tahun mengarugi berbagai kejuaraan dan turnamen baik nasional maupun internasional, La Zaari telah mencatat sejumlah prestasi. Misalnya di tahun 1990, juara III Kumite klas 75-80 kg pada Kejurnas Karate (FORKI), Piala Kasad III di Bandung, Jabar. Kemudian di tahun yang sama dia juga meraih jura II kumite kelas klas 75-80 kg pada Try Out Tim Sea Games, di Perth Australia.

Berlanjut pada Desember tahun 1991, dia berhasil mengamankan juara II Kumite kelas 75-80 kg pada Sea Games XIV Manila, Philipina. Sementara di tahun 1992, La Zaari menjuarai I Kumite klas 75-80 kg pada Kejurnas LEMKARI di Sukabumi, Jabar. Setelah itu, masuk dalam tim PB LEMKARI, – Kejurnas Karate FORKI Piala Presiden ke IV di Medan yang juga sebagai babak Pra-kualifikasi PON XIII.

Di tahun dia juga menjuarai Kumite klas 75-80 kg – dan Juara II Kumite kelas Bebas pada kejurnas Karate antar Mahasiswa se-Jawa-Bali ke II di Jogjakarta. Puncaknya adalah ketika merebut emas PON XIII, 9-20 September 1993 di Jakarta. La Zaari sukses mengamankan emas pada Kumite kelas Bebas. Di tahun yang sama dia juga menyabet juara II Kumite klas 75-80 kg pada Kejurnas LEMKARI di Denpasar, Bali. Selain itu, masuk dalam tim Indonesia pada kejuaraan Karate Internasional AUKO I (Asian Union of Karate Do organizations) tgl 7-8 November 1993, di China Taipei (Taiwan).

Pemegang gelar DAN VI ini juga pernah Juara I Kumite klas 75-80 kg Kejurnas LEMKARI di Padang, Sumbar di tahun 1994. Kemudian, masuk dalam tim PB LEMKARI Piala KASAD IV Balikpapan.

Prestasi terus dicatatkan di tahun 1995 yaitu Juara I Kumite klas 75-80 kg Kejurnas karate FORKI open Marinir Cup 1 Desember 1995 di Surabaya dan Juara I Kumite klas Bebas PM Kejurnas Karate FORKI open Marinir Cup I Desember 1995 di Surabaya. Tahun ini juga dia bertarung mewakili Sultra pada Pra-PON.

La Zaari kembali memprkuat Sultra pada PON XIV tahun 1996 di Jakarta. Sayang, kali ini dia kalah pada perebutan medali perunggu. Tahun ini juga meraih peringkat ke-4 tim PB LEMKARI Indonesia pada Kejuaraan Karate Internasional Swedish Open tgl 5-8 Oktober, di Swedia.

Tahun 2000, La Zaari yang juga menyandang predikat wasit PB FORKI menjuarai Kumite kelas 75-80 kg – dan Juara III Kumite beregu pada Kejurnas LEMKARI di Hall B Senayan Jakarta. Tahun 2002, kembali menjuarai Kumite kelas 75-80 kg dan – Juara II Kumite beregu pada Kejurnas LEMKARI tgl 29-31 Maret 2002 di Makassar, Sulsel serta sederat prestasi lain yang belum termuat di media ini. (has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *