KONI Sultra Selalu Optimis Hadapi PON
Komite Olahraga Nasional (KONI) Sultra, angkat bicara mengenai bakal adanya pihak yang jadi kambing hitam, jika kelak gagal memenuhi ekspatasi masyarakat. Ketua bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) KONI Sultra, Sarjono S.Sos.,M.Si., membantah adanya indikasi itu.
‘’KONI Sultra selalu optimis menghadapi PON XXI mendatang. Tentu nanti tergantung bagaimana atlet yang akan bertanding dan berlomba. Tidak akan ada yang namanya kambing hitam,’’ kata Sarjono melalui jaringan Whatsapp kepada sultraindependen.com.
Mengenai pembentukan Satuan Tugas (Satgas) dan pemantau, Sarjono mengatakan, pihak KONI Sultra sudah membentuk. Satgas ditugaskan melakukan pendataan dan pemantauan langsung.
Seperti diberitakan sultraindependen edisi Selasa (20/8), mantan Sekertaris Umum (Sekum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sultra Erikson Ludji menyoroti, persiapan kontingen Sultra menuju PON yang tidak maksimal.
Mulai dari TC yang idealnya minimal 3 bulan, namun terntyata hanya 20 hari. Sampai pada pemenuhan gizi, disiplin, akomodasi dan peralatan latihan. Itulah gunanya dibentuk Satuan Tugas (Satgas) dan tim pemantau. Belum lagi tahapan try-out yang juga tidak dilaksanakan. Hanya beberapa cabang olahraga saja yang dengan potensi sendiri melakukan try-out mandiri.
Menurut Erikson persoalan anggaran minim dari pemerintah itu bukan hal baru. Setiap kali PON digelar pasti anggaran minim. Tetapi, itulah tugas KONI bagaimana mengolah anggaran minim tersebut secara maksimal. Sehingga semua tahapan dan kebutuhan kontingen bisa dipenuhi.
Menurut dia, jika kelak gagal dalam PON, pihak yang paling gampang untuk dikambing hitamkan yah atlet, cabor dan pelatih. Padahal, dari persiapannya sudah tidak maksimal.(has)






