Bachry Bahtiar: Prestasi Buruk Sultra di PON, Harus Dihentikan dan Jangan Ada Keberlanjutan

Olahraga441 Dilihat

Bachry Bahtiar: Prestasi Buruk Sultra di PON,
Harus Dihentikan dan Jangan Ada Keberlanjutan

Buruknya pencapaian kontingen Sulawesi Tenggara dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh-Sumut yang hanya memperoleh 1 medali emas, 5 perak serta 8 perunggu dan menduduki peringkat ke-34, mendapat tanggapas keras dari Sekertaris Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sultra, Bachry Bahtiar. Kepada jurnalis sultrainpenden.com, di ruang kerjanya, Rabu (25/9).

Menurut Bachry Bahtiar, hasil memalukan ini adalah buah dari kegagalan dalam menjalankan tata administrasi, organisasi dan pembinaan prestasi di KONI Sultra. Untuk itu, harus segera dihentikan dan tidak boleh lagi ada keberlanjutan.

‘’Beberapa waktu lalu Pengurus Cabang Olahraga sudah mengajukan mosi tidak percaya kepada kepengurusan KONI Sultra. Bahkan, mosi tidak percaya tersebut sudah diserahkan ke pemerintah provinsi hingga ke KONI Pusat. Tetapi tanggapan KONI Pusat ketika itu, adalah evaluasi setelah PON. Nah, momen sekarang adalah melakukan evaluasi pasca PON Aceh-Sumut. Sultra tidak pernah kekurangan figur yang mumpuni dalam memimpin dan memajukan olahraga di daerah kita,’’ tegas ketua Pengprov Muaythai Sultra ini.

Tidak tercapainya target pada PON XXI lalu juga menurut Bachry ada andil KONI Pusat. Karena mengabaikan mosi tidak percaya yang dilayangkan sejumlah Pengprov cabang olahraga. Maka itu, Bachry meminta agar mosi tidak percaya tersebut diajukan kembali sehingga berujung pada pelaksanaan Musdalub KONI Sultra.

‘’Saya kira jangan lagi ada keberlanjutan. Bola sekarang ada di tangan Pengprov Cabor dan KONI Kabupaten/Kota. Prestasi Sultra di PON Aceh-Sumut sudah cukup membuat kita malu. Jangan lagi dilanjutkan sampai Sultra malu berkali-kali. Ingat, masih banyak iven nasional yang akan kita hadapi ke depannya,’’ tegas Bachry.

Menurut Bachry, saat ini seluruh masyarakat dan pecinta olahraga Sultra saat ini prihatin. Tetapi tidak cukup hanya para pengamat,pemerhati ataupun akademisi. Yang terpenting adalah, pengurus Cabor dan KONI Kabupaten/Kota sebagai pemangku kepentingan olahraga daerah ini. Apakah akan tetap berpangku tangan, atau menyatukan langkah dan suara agar olahraga Sultra kembali ke jalur yang tepat.(has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *