79 Tahun Indonesia Merdeka, 8 Kali Presiden Berganti, Belum Ada Juga Menteri dari Sultra

Politik424 Dilihat

79 Tahun Indonesia Merdeka, 8 Kali Presiden Berganti,
Belum Ada Juga Menteri dari Sultra

Prabowo Subianto dilantik dan diambil sumpahnya menjadi Presiden RI ke-8 tanggal 20 Oktober 2024. Mantan Menteri Pertahanan itu bergerak cepat dengan mengumumkan nama-nama menteri yang tergabung dalam kabinet Merah-Putih bentukan Prabowo. Sehari setelahnya tepatnya Senin 21 Oktober melantik dan mengambil sumpah/janji 49 menteri dan lebih dari 50 wakil menteri. Lebih dari 100 orang kini masuk dalam jajaran kabinet Prabowo periode 2024-2029.

Dari sekian banyak figur tersebut, Prabowo mengakomodir kepentingan berbagai kalangan. Mulai dari para politisi yang telah bekerja menyukseskan Prabowo menduduki kursi RI-1. Adapula dari kalangan profesional yang dipercaya menduduki sejumlah kursi menteri dan wakil menteri. Hingga mengakomodir perwakilan beberapa daerah. Bahkan sejumlah menteri peninggalan presiden sebelumnya juga dipertahankan.

Yang menarik sejumlah anak muda diberi panggung oleh Prabowo menduduki kursi menteri dan wakil menteri. Misalnya tampilnya Dito Aryotedjo, Giring Ganesha, Rafi Ahmad dan Taufik Hidayat serta sejumlah nama lain. Tidak masalah tentunya, karena nama-nama tersebut memang punya kapasitas menduduki kursi menteri dan wakil menteri.

Sayangnya, sebagai masyarakat Sulawesi Tenggara, kita harus kembali jadi penonton. Belum ada juga putera asal Sultra yang masuk jajaran kabinet. Meskipun Bahlil Lahadalia diklaim sebagai orang Sultra, tetapi tentu tidak bisa jadi representasi masyarakat Sultra. Karena dia sendiri lahir dan besar di Maluku serta kuliah di Papua dan berkarier di Jakarta.

Padahal Sultra tak pernah kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Baik yang berkarier di bidang birokrasi, politisi, ilmuwan maupun para pengusaha. Namun tetap saja belum dilirik oleh para penguasa untuk diangkat menjadi menteri. Bandingkan dengan daerah lain di jazirah Sulawesi seperti Sulawesi Barat yang sudah pernah memiliki Menpora era Presiden SBY. Atau provinsi Gorontalo yang juga sudah pernah memiliki menteri. Jangan dibandingkan dengan Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan yang hampir setiap periode punya menteri.

Beberapa tahun silam, saya pernah bertanya kepada salah seorang mantan gubernur Sultra. Menurut dia, salah satu faktor yang membuat tokoh Sultra belum dilirik karena adanya persaingan kurang sehat antar tokoh yang ada di Sultra. Beberapa tokoh Sultra yang punya potensi berkiprah di pentas nasional dijatuhkan di daerah sendiri. Sehingga tidak punya kesempatan mengecap manisnya panggung nasional.

Namun apapun itu harapan harus terus kita apungkan. Mungkin saat ini memang belum waktunya kader terbaik Sultra masuk kabinet. Tapi siapa tahu lima tahun ke depan? Ini juga jadi tantangan bagi tokoh-tokoh muda Sultra agar berani berkiprah di level nasional, sehingga terpantau oleh radar kekuasaan.(hasanuddin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *