Memori Kolektif Bangsa (MKB) adalah mencari sumber pengarsipan sejarah daerah maupun bangsa. Memori kolektif bangsa merupakan program Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk menyelamatkan dan melestarikan arsip yang bernilai penting bagi bangsa Indonesia. MKB juga bertujuan membangun basis data arsip dan meningkatkan akses universal terhadap arsip.
Demikian dikatakan asisten II Setda Sultra, Sukamto Toding ketika membuka acara sosialisasi arsip untuk Memori Kolektif Bangsa (MKB) dan pahlawan nasional asal Sulawesi Tenggara. Kegiatan berlangsung di kantor Dnas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra, Rabu (6/11).
“Memori kolektif bangsa ini bisa mencari keunggulan daerah. Misalnya data untuk pengusulan pahlawan nasional. Memori kolektif bangsa ini tidak serta mengumpulkan arsip tetap lebih pada data yang benar-benar valid. Kegiatan ini sebagai upaya menggali kearsipan bangsa yang mendapat pengakuan baik masyarakat sekitar maupun dunia. Pengambilan data ini bukan hanya tentang sejarah manusia tetapi juga kebendaan yang penting mendapat pengakuan masyarakat,’’ kata Sukamto Toding.
Sukamto Toding dalam kesempatan tersebut juga mengatakan, dalam acara sosialisasi tersebut ada agenda lain yakni mengusulkan Jakub Silondae sebagai pahlawan nasional asal Sulawesi Tenggara.
’’Dalam acara ini juga ada pengusulan nama Jakub Silondae yang sangat layak menjadi pahlawan nasional. Hal didukung dengan berbagai data sejarah yang unsur-unsurnya telah terpenuhi,’’ kata dia.
Sementara itu, Kabid Pengelola Arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra, Stin Romad mengatakan sosialisasi kearsipan, arsip untuk MKB dan pahlawan nasional ini bertujuan membangun basis data arsip, memori kolektif bangsa yang memiliki nilai nasional dan universal. Selanjutnya untuk mendorong upaya peningkatan akses universal terhadap arsip.
Tujuan lain dari agenda ini yakni untuk menyelematkan dan melestarikan arsip dari resiko musnah atau hilang yang disebabkan oleh faktor alamiah dan faktor manusia.
’’Kemudian, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap arsip yang awalnya hanya diketahui secara terbatas jadi pengetahuan bagi masyarakat seluruh Indonesia. Betapa pentingnya arsip penyimpanan data, sebagai memori kolektif bangsa yang selama ini dianggap sepele. Maka sosialisasi ini diharapkan dapat jadi langkah awal kongkret melestarikan serta menyelamatkan arisp sebagai memori kolektif bangsa sehingga arsip yang tersimpan di Sultra berpotensi jadi warisan dapat diajukan dalam memori kolektif bangsa,’’ katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Tina Trisarana Andriani mengatakan, Kegiatan yang diinisiasi langsung Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Sultra, Nur Saleh ini diikuti 147 orang peserta dari berbagai lembaga. Dari seluruh OPD Pemprov, perwakilan 17 kabupaten kota, lembaga veteran, organisasi pemuda, organisasi politik, tokoh agama, masyarakat, perguruan tinggi, SMA/SMK dan masih banyak lagi.
Adapun 3 Pemateri 1 adalah, Muhammad Haris Budiawan, S.S ( Ketua tim MKB dan penyusunan kebijakan pimpinan) dari Arsip Nasional R.I, pemateri 2, Rini Rusyeni, M.A dan pemateri ketiga adalah Dr. Basrin Melamba, S.Pd., MA.
’’Dalam acara ini kemungkinan dari para peserta ini ada tambahan data dan pengetahuan tentang kandidat pahlawan termasuk perwakilan dari empat etik yang bisa diusulkan sebagai pahlawan,” tandasnya.
Tina juga mengatakan dalam acara tersebut juga dibahas tentang pengusulan bapak H Jakub Silondae sebagai pahlawan nasional. Menurut dia, saat ini dari sekian banyak kandidat pahlawan nasional, Jakub Silondae paling lengkap datanya.
Riwayat Pendidikan H. Jakub Silondae
Riwayat Pendidikan H. Jakub Silondae Tempat tanggal lahir, Andolo Kabupaten Konawe Selatan, 20 Mei 1927. Sekolah Dasar Andolo Vervolg School di Kendari Sekolah Pertanian di Wakatobi Sihan Kago (Sekolah Jepang), di Makassar Sekolah Noormal school di Makassar Sekolah Menengah Atas di Makassar Kuliah di Untag Jakarta Fakultas Publik Administration Sekolah Staf dan Pemimpin Kementerian Penerangan School of Public Relation and Comunication Boston University USA dan terakhir Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi di Jakarta.
Riwayat Perjuangan H. Jakub Silondae
Pada tahun 1945 bersama masyarakat mendeklarasikan daerah Andoolo dan sekitarnya sebagai daerah defacto pemerintahan RI yang diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 yang dilakukan dengan tanda tangan jempol darah. Kemudian Yakub Silondae menjadi pengibar bendera merah putih yang pertama kali bersama dua rekannya yakni Hanabi dan Abdul Rasyid.
Bukan hanya itu, Jakub Silondae aktif berjuang secara bergerilya dalam melalukan perlawanan baik bersenjata maupun dengan politik non koporation terhadap NICA atau Belanda dalam mempertahankan Negara kesatuan RI sampai penyerahan kedaulatan RI 27 Desember tahun 1949. Kemudian aktif dalam perjuangan pembubaran negara Indonesia Timur yakni negara boneka Belanda yang kemudian dilebur ke dalam Negara Kesatuan RI tahun 1950. Dari negara Belanda ke Negara RI tahun 1949. Dan masih banyak lagi perjuangan yang lainnya.(has)






