Perpustakaan Modern Sultra Berperan Jadi Sarana Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Pelestarian Budaya Daerah

Advetorial275 Dilihat

Nur Saleh, S.Pd.,MM.PUB
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra

Berbekal segudang pengalaman menduduki berbagai jabatan teknis dan struktural selama meninti karier birokrasi lingkup Pemerintah Kabutapen (Pemkab) Wakatobi, Nur Saleh., S.Pd., MM.PUB mencoba kerasnya persaingan di level pemerintahan provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara. Maka dengan keyakinan tinggi, Nur Saleh mengikuti seleksi untuk menduduki jabatan eselon 2A lingkup Pemprov Sultra. Dan hasilnya tentu sangat menggembirakan. Tidak tanggung-tanggung, dia dinyatakan lolos dan berkompeten menduduki jabatan eselon 2A. Bahkan yang dipimpinnya adalah lembaga yang butuh perhatian dan kemampuan manajemen tingkat tinggi, karena menjadi program strategis Gubernur Ali Mazi ketika itu. Yaitu, menjadi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra.

Dalam beberapa kali perbincangan dengan jurnalis Sultra Independen, Nur Saleh mengatakan untuk mewujudkan semua program strategis Gubernur Sultra ketika itu, di bidang perpustakaan dibutuhkan waktu dan kerjasama seluruh staf yang ada di Perpustakaan.

‘’Saya minta seluruh staf untuk siap dan ikhlas keluar dari zona nyaman guna melakukan inovasi dan kreatiftas demi menarik minat baca masyarakat. Di sisi lain perlu upaya dan langkah untuk mengubah paradigma perpustakaan dari gudang buku. Jadi perpustakaan yang dapat memberdayakan masyarakat dengan pendekatan teknologi informasi. Perpustakaan modern ini diharapkan dapat meningkatkan konektiftas masyarakat terhadap informasi dan pengetahuan termasuk memastikan pemenuhan hak inklusif masyarakat. Itu untuk mewujudkan masyarakat literasi melalui gerakan berbagai pengetahuan secara kolektif dan inklusif,’’ katanya.

Menurutnya, semangat berinovasi tak hanya dilakukan di pepustakaan modern, tetapi juga harus ditularkan ke perpustakaan dan kearsipan pada seluruh kabupaten/kota yang ada di Sultra. Sehingga diharapkan motivasi dan inovasi meningkatkan literasi untuk kesejahteraan masyarakat juga diakukan sampai ke perpustakaan dan kearsipan di daerah.

‘’Kita mau ada nilai tambah yang diperoleh masyarakat setelah berkunjung ke perpustakaan modern ini. Masyarakat tidak melulu disuguhi teori. Tetapi ada praktek yang dapat menambah wawasan dan pengalaman masyarakat. Misalnya, soal pertanian kakao, selain ada teori dalam buku di perpustakaan, tetapi kita juga hadirkan ahli mengenai kakao dan memberi pelatihan tentang kakao. Demikian juga dengan bidang perikanan, kita akan fasilitasi bersama para ahli untuk langsung mempraktekkan apa yang dia baca dalam buku,’’ ujar pria yang merintis karier sebagai guru di Wakatobi ini.

Menurut Nur Saleh, kehadiran perpustakaan modern ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan ilmu pengetahuan, pelestarian budaya daerah dan untuk meningkatkan kwalitas SDM melalui minat baca. Selain itu, kehadiran perpustakaan modern ini diharapkan dapat mewujudkan masyarakat berliterasi dan meningkatkan peran literasi untuk kesejahteraan. Masyarakat Sultra juga harus bangga memiliki perpustakaan modern bertaraf internasional seperti ini.

‘’Tujuan kita mencerdaskan masyarakat akan berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan pertumbuhan, karena terkait erat dengan kecakapan tenaga kerja, meningkatkan daya saing ekonomi, dapat membuat tenaga kerja lebih efisien dan memperkuat kapasitas angkatan kerja dalam mengembangkan berbagai keterampilan. Sehingga generasi muda kita ke depan, akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah di Sultra akan dikelolah sendiri oleh putera-puteri terbaik daerah ini. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan kehidupan secara ekonomi meningkat, sehingga program pengentasan kemiskinan dapat dicapai.’’ tegasnya.

‘’Untuk langkah awal adalah bagaimana kita terus berupaya meningkatkan minat baca masyarakat Sultra terbilang masih dalam tahap sedang, karena ada di kisaran 54 persen. Kehadiran perpustakaan modern ini diharapkan akan mampu mendongkrak minat baca tersebut. Apalagi, ke depannya kita juga punya target berapa banyak warga masyarakat yang mengunjungi perpustakaan ini setiap harinya. Tentu selain gedung yang mewah dengan berbagai fasilitas penunjang, kami juga harus menciptakan suasana nyaman bagi para pengunjung sehingga mereka betah berlama-lama berada perpustakaan,’’ tambahnya.

Mengenai fasilitas yang ada di perpustakaan modern ini, dibuat berbagai fasilitas sehingga mampu memberi kenyamanan kepada pengunjung. Apalagi konsep pengelolaan perpustakaan modern ini adalah bagaimana mengundang perhatian banyak orang berkunjung ke perpustakaan.

‘’Prinsip kami adalah Prima Dalam Pelayanan. Tentu kami akan berinovasi dan berkreasi, memberikan pelayanan prima. Misalnya layanan jasa informasi akan dikemas secara menarik, menyiapkan berbagai sarana seperti ruangan yang menarik, bersih, indah, aman dan nyaman. Selain itu, memerdekakan pengunjung dengan tidak banyak larangan sehingga pemustaka tetap memperoleh kenyamanan, karena ditunjang berbagai parabotan seperti kursi baca, ruang terbuka untuk kegiatan atau pertemuan antar komunitas. Demikian pula tempat belajar untuk memperoleh kecakapan dari apa yang dibaca sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Insya Allah, pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai fasilitas,’’ beber Nur Saleh.

Seperti diketahui, saat ini di Sultra, tepatnya Kota Kendari telah berdiri dengan megah perpustakaan bertaraf Internasional. Kehadiran gedung perpustakaan megah dan modern ini diharapkan kelak mampu memberikan kebanggaan masyarakat Sultra terhadap apa yang ada di daerahnya. Selain itu juga adalah sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, pelestarian budaya daerah dan untuk meningkatkan kwalitas SDM melalui minat baca.

Inovasi dan kreatifitas harus terus dilakukan dengan mengikuti tuntutan perubahan zaman yang terus mengalami kemajuan seperti sekarang. Ini penting dilakukan demi menghapus kesan yang selama ini melekat pada perpustakaan sebagai gudang buku. Harus ada terobosan yang dilakukan, sehingga menjadi daya tarik seluruh masyarakat khususnya generasi milenial untuk datang di perpustakaan. Hasil ini bisa dilakukan jika semua staf yang ada siap dan secara ikhlas meninggalkan zona nyaman untuk terus berfikir dan berbuat serta berinovasi dalam merealisasikan apa yang diharapkan masyarakat dan pemerintah daerah.(SI/advetorial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *