April, Inflasi Sultra Peringkat ke-26 Nasional

Berita Utama278 Dilihat

April, Inflasi Sultra Peringkat ke-26 Nasional

Rapat Koordinasi (Rakor), Pengendalian Inflasi di daerah secara virtual dilaksanakan serempak di seluruh Indonesia dipimpin Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri, Tomsi Tohir. Narasumber dari Kementerian atau Lembaga terkait diantaranya Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional Nyoto Suwignyo, Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, Bambang Wisnubroto, Direktur Pembenihan Holtikultura Kementan Inti Pratiwi, Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Sonya Mamoriska, di ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Sultra, Senin, (27/5).

Sementara dari pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra yang mengikuti kegiatan ini, yakni Kadis Ketapang, Ari Sismanto, Karo Perekonomian Setda Abdul Razab, Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Disbunhorti dan dinas terkait.

Plt Sekjen Kemendagri, Tomsi Tohir dalam arahannya mengharapkan seluruh Kepala Daerah dapat mengoreksi perkembangan kenaikan Inflasi dan dapat berpedoman dengan tetangga daerahnya. ’’Komoditas yang mengalami kenaikan harga dari Minggu kedua bulan Mei ke Minggu ketiga berupa Bawang merah sebanyak 298 Kabupaten/kota, cabe merah sebanyak 247 Kabupaten/ Kota dan gula pasir 199 Kabupaten/Kota,’’ ungkapnya.

Ditegaskan; Rakor kali ini diharapkan dapat berfokus pada kenaikan harga komoditas di minggu ketiga bulan Mei. Sehingga dapat mencari solusi terbaik dalam penanganannya. Upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah dapat benar-benar dijalankan sesuai dengan laporan yang di sampaikan melalui wasinflasi.kemendagri.go.id.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini memaparkan data terkait tinjauan inflasi dan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu ketiga Mei tahun 2024. Secara historis dari 2020-2023, pada Mei selalu mengalami inflasi. Dan inflasi tertinggi terjadi pada Mei 2022 yaitu sebesar 0,40 persen. Berdasarkan pemantauan harga SP2KP pada Minggu kedua Mei 2024 beberapa komoditas pangan yang harganya meningkat dan perlu diwaspadai yang mengalami kenaikan harga adalah bawang merah, cabai merah, gula pasir, bawang putih dan telur ayam ras.

Sementara itu, harga beras terus mengalami penurunan sampai dengan Minggu ketiga bulan Mei 2024 seiring masuknya periode panen raya sepanjang Maret-April 2024. Adapun 10 Kabupaten/Kota dengan penurunan IPH tertinggi pada Minggu ketiga Mei, salah satunya dari Provinsi Sulawesi Tenggara yakni Kabupaten Muna dengan IPH -4.39 persen, Kabupaten Kolaka Timur IPH -3.41 persen dan Kabupaten Bombana IPH -3.35 persen.

Usai mengikuti Rakor Inflasi, Kadis Ketapang Sultra Ari Sismanto menyampaikan bahwa, Inflasi Sultra bulan April berada diposisi 2,93 persen masih dibawah rata-rata Nasional dan Sultra berada diurutan ke-26. Sementara, pada Minggu kedua dan ketiga bulan Mei ini. Indeks Perkembangan Harga (IPH) Sulawesi Tenggara berada di rangking 1 dari bawah terendah seluruh Indonesia, di Minggu ke-3 berada diangka -2,12 persen. Selain itu, komoditas penyumbang deflasi adalah beras, daging ayam dan cabai. ’’Beras saat ini lagi panen raya atau panen besar di Sultra sehingga harga beras juga relatif turun melandai,’’ ujar Ari Sismanto.

Ada 3 Kabupaten yang masuk 10 besar IPH terendah yakni Kabupaten Bombana, Kabupaten Kolaka Timur dan Kabupaten Muna. Fokus untuk mempertahankan ini semua sehingga ke depannya akan terus bisa mengendalikan laju inflasi dan laju IPH dengan sebaik-baiknya.(has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *