76 Ton Beras Bulog Sudah Banjiri Wakatobi
Sultraindependen, Kendari---- Merebaknya isu harga beras melonjak di Wakatobi direspon Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi melalui Pemprov membatah keras informasi harga beras di Wakatobi menembus hingga Rp 1 juta per 50 kilogram, tepatnya yang terjadi sekitar empat hari lalu.
Bantahan ini diungkapkan Pemkab Wakatobi melalui Sekda Sultra, Drs. H Asrun Lio.,M.Hum.,Ph.D Sabtu (2/3). Bahkan pemerintah wajib melakukan perimbangan informasi, guna menghindari terjadinya kekisruhan di tengah masyarakat, terlebih menghadapi Bulan Suci Ramadan 2024, apalagi sampai menimbulkan kepanikan masyarakat dalam berbelanja.
’’Kita ketahui bersama, setiap saat pemerintah bersama tim terpadu dan pihak terkait, akan terus berupaya mengendalikan laju inflasi. Termasuk dengan menurunkan tim, dengan menggandeng pihak TNI-Polri melakukan sidak hingga operasi pasar di Wakatobi. Terlebih pasca beredarnya isu harga beras yang tembus Rp 1 juta,’’ ucap Asrun.
Mantan Kadis Dikbud Sultra ini mengakui, setiap waktu Pj. Gubernur terus memonitoring dan evaluasi perkembangan harga sejumlah komoditas penting. Karena berkaitan kemampuan dan daya jangkau serta daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi memasuki bulan puasa.
Untuk itu, Asrun meminta kerjasama semua pihak, termasuk insan media bersama-sama memonitoring perkembangan inflasi di daerah, serta mengajak masyarakat tidak panik. Diantaranya dengan berbelanja secara bijak dan skala prioritas, hingga memanfaatkan olahan panganan lokal non-beras yang sumbernya cukup berlimpah di masyarakat.
Dijelaskan, sejumlah dinas teknis di Wakatobi, diantaranya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag), Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang), termasuk Bulog sudah mengecek di lapangan, utamanya harga pada tingkat agen hingga pengecer di pasar. Hasilnya, tidak ditemukan adanya harga beras mencapai Rp 1 juta per 50 kilogram. Bahkan dari hasil penelurusan tersebut, pihak agen pun membatah adanya lonjakan harga tersebut.
’’Beberapa terakhir ini, Pemkab Wakatobi melalui Dinas Perindag dan Ketapang yang bekerjasama dengan Bulog, Kepolisian, dan TNI telah membanjiri pasar dengan beras Bulog. Pasar murah juga terus dilanjutkan, mulai dari Pulau Kaledupa, Pulau Tomia, hingga Pulau Binongko dengan total 76 ton beras medium. Jadi operasi hingga sidak pasar tetap melibatkan tim terpadu, sekaligus memberi tindakan tegas bagi oknum yang secara sengaja melakukan spekulasi di pasaran,’’ jelasnya.
Sementara itu, Sekda Wakatobi, Nadar melaporkan, dari hasil pantauan harga yang dilakukan, saat ini untuk beras medium diharga Rp. 820.000/karung dan harga beras premium diharga Rp. 850.000/karung atau ukuran 50 kilogram. Ada juga indikasi penjualan eceran sebesar Rp. 21.000/kg karena pengambilan pedangan beras dari sesama pengecer.
’’Dalam upaya pengendalian lonjakan harga komoditas strategis dan pengendalian inflasi secara umum, Pemerintah daerah melalui Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan Bulog, TNI dan Polri untuk melaksanakan sidak pasar dan operasi pasar murah, khusus beras sebanyak 76 Ton yang tersebar diseluruh kecamatan,’’ jelasnya.
Nadar menambahkan, untuk pantauan per 1 Maret 2024, dari hasil pemantauan dan pengecekan harga pasar, harga beras cenderung mengalami penurunan yaitu beras medium Rp. 16.250 kg dan harga beras premium Rp. 17.500/Kg dengan harga perkarungnya sebesar Rp. 850.000.(has)






