Tak Elok Rasanya Saling Menyalahkan di Tengah Bencana

Metro Kendari326 Dilihat

Sultraindependen.com, Kendari — Inna lillahi wainna ilaihi rajiun. Ternyata benar, kita sebagai manusia tak pernah tahu kapan bencana dan musibah itu datang. Di tengah sukacita masyarakat menantikan datangnya bulan suci Ramadhan yang beberapa hari lagi akan datang, kita dikejutkan dengan datangnya bencana banjir melanda beberapa wilayah dalam Kota Kendari.

Intensitas hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir membuat saluran tak mampu lagi menampung debit air yang semakin besar. Akibatnya air meluap dan mengalir kemana-mana, dan kita sebut banjir. Sebagian warga Kota terpaksa harus merasakan hantaman banjir. Kita berharap, masyarakat yang jadi korban diberikan kesabaran dalam menghadapi musibah ini.

Tulisan ini tidak bermaksud mencari siapa pihak yang patut disalahkan sehingga terjadinya musibah ini. Tidak pula mencoba mencari kambing hitam dari apa yang sudah dirasakan saudara-saudara kita yang terpaksa harus kehilangan harta bendanya akibat banjir yang menerjang. Tetapi semoga ini bisa jadi bahan renungan kita bersama tentang bagaimana sebaiknya pengelolaan lingkungan kita saat ini, sehingga kita tidak mewariskan kerusakan lingkungan kepada generasi mendatang.

Banjir yang beberapa kali melanda Kota Kendari di setiap musim hujan prosesnya tidak terjadi setahun atau dua tahun belakangan. Boleh jadi proses menuju banjir ini sudah dimulai sejak 10 tahun atau 15 tahun atau bahkan 30 tahun silam. Dimana ketika itu permasalahan di Kota Kendari belumlah se-kompleks sekarang, kita mulai membangun dengan kurang memperhitungkan faktor resiko yang bakal terjadi.

Makanya kurang elok rasanya, kalau kesalahan ini kita timpakan kepada Pj Gubernur Sultra yang baru 6 bulan menjabat atau kepada Pj Walikota Kendari yang baru 3 bulan menjabat. Bahkan sangat tidak wajar pula menyalahkan masyarakat hanya karena mereka abai dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ini adalah akumulasi dari kelalaian kita di masa lalu dalam menjaga alam dan lingkungan.

Tugas pemerintah yang ada sekarang adalah bagaimana memastikan warga korban banjir dapat segera mendapatkan bantuan dan memastikan keselamatan jiwa serta harta benda mereka. Selain itu, perlu langkah pihak pemerintah bagaimana meminimalisir resiko bencana yang mungkin masih mengintai di waktu-waktu mendatang. Demikian pula, kita berharap bagaimana pemerintah kota Kendari dan provinsi Sultra bahu membahu dalam membangun infrastruktur yang dapat mencegah terjadinya banjir di masa depan.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi 20 atau 30 tahun ke depan. Dimana pengrusakan lingkungan yang sangat masif saat ini terjadi di Sulawesi Tenggara. Berbalut Izin Usaha Petambangan (IUP), pengrusakan lingkungan begitu masif terjadi. Dulu kita kenal ilegal logging yang kini sudah berubah jadi legal logging. Tentu daya rusaknya terhadap lingkungan juga akan lebih besar karena mendapatkan legalitas dari pemerintah. Segila-gilanya ilegal logging daya rusaknya tidak akan sedahsyat legal logging.

Masifnya, pengrusakan lingkungan itu, saat ini memang belum kita rasakan akibatnya. Tapi kita tidak tahu, 20 atau 30 tahun ke depan, bencana yang lebih dahsyat mengintai. Berkaca apa yang dialami Pulau Kalimantan setelah potensi alamnya dieksploitasi habis-habisan, kini ditinggalkan dan menyisakan bencana untuk masyarakat lokal.

Sekitar 15 atau 20 tahun silam, saya sempat berinteraksi dengan beberapa aktivis lingkungan di Sultra yang kerapkali memprotes dan menyuarakan penolakan terhadap eksploitasi ugal-ugalan lingkungan kita. Namun, karena berada di posisi yang lemah, sehingga tidak berdaya menghentikan itu semua.

Itulah pentingnya pemerintahan yang mau mendengarkan masukan dari rakyatnya. Tidak alergi dengan kritikan dan tidak arogan dalam menentukan sebuah program. Pembangunan memang harus jalan terus, kemajuan kota dan daerah Sultra harus terus diupayakan, tanpa melupakan dan mengesampingkan faktor lingkungan yang sangat vital dalam mencegah terjadinya bencana.

Kita berharap ke depan, pembangunan berwawasan lingkungan benar-benar terwujud di daerah kita. Sehingga apa yang sudah susah payah kita bangun, tidak hilang dan rusak begitu saja akibat bencana seperti banjir. Semoga Allah Swt melindungi kita dari bencana ini…..!!!(hasanuddin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *