Tito Karnavian: Harga Jangan Terlalu Melonjak, Jangan Juga Terlalu Anjlok

Nasional220 Dilihat

Tito Karnavian: Harga Jangan Terlalu Melonjak, Jangan Juga Terlalu Anjlok

Salah satu agenda yang rutin dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI adalah Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi. Rakor yang dilaksanakan secara virtual ini diikuti serempak di seluruh Indonesia dan dipimpin langsung Mendagri Tito Karnavian. Senin, (22/3) Rakor kembali digelar. Pemprov Sultra juga mengikuti kegiatan tersebut di Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Sultra.

Beberapa narasumber yang hadir dari Kementerian atau Lembaga terkait diantaranya Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, Kabid Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Bambang Wisnubroto.

Dari jajaran Pemprov Sultra dihadiri antara lain, Sekdis Ketapang, Staf Ahli Madya BPS, Karatina, Biro Ekonomi, Disperindag, Inspektorat serta Pejabat terkait lain.

Mendagri Tito Karnavian dalam arahannya meminta seluruh kepala daerah menjaga tingkat inflasi di daerah masing-masing. Kepala daerah diminta mencari tahu apa penyebab naik dan turunnya harga kebutuhan masyarakat di daerah. Selain itu, pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam merumuskan strategi pengendalian inflasi yang efektif.

’’Melalui rapat koordinasi ini, kita dapat saling bertukar informasi, pengalaman dan strategi menghadapi tantangan pengendalian inflasi di tingkat daerah dan diharapkan pemerintah daerah yang masuk daftar inflasi tinggi agar segera diatasi dan dicarikan solusinya,’’ perintah Tito.

Terkait pendistribusian beras dan jagung, Mendagri menginstruksikan hasil panen raya disalurkan dengan cepat dengan harga wajar. Diingatkannya juga untuk mengatur harga jangan sampai terlalu tinggi ataupun turun terlalu rendah.

’’Bulog tolong bantu distribusikan (beras dan jagung) dan Kementerian Perdagangan juga atur harga jangan sampai terlalu meningkat dan jangan anjlok terlalu dalam. Kasihan petani kalau harganya turun sekali,’’ katanya.

Maret 2024 lalu, terjadi inflasi year on year (yon-y) sebesar 3,05 persen dengan Indeks harga Konsumen (IHK) sebesar 106,13. Inflasi provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat sebesar 4,78 persen dan terendah terjadi di Provinsi Papua Barat Daya sebesar 1,42 persen, serta Inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,52 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Maret 2024 sebesar 0,93 persen. Sedangkan inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Maret 2024 berada diangka 2,93 persen dan indeks perkembangan harga (IPH) sebagai proxy inflasi pada Minggu III April tahun 2024, diangka -1,61.

Komoditas yang paling sering memberikan andil inflasi pada momen idul Fitri adalah tarif angkutan udara, daging ayam ras dan daging sapi. Selain itu, berdasarkan pemantauan harga SP2KP pada Minggu ketiga April 2024 ini, beberapa komoditas pangan yang harganya meningkat dan perlu diwaspadai karena terjadi penambahan jumlah Kab/Kota adalah bawang merah, bawang putih, minyak goreng, daging ayam ras dan gula pasir.

Komoditas penyumbang kenaikan IPH tertinggi di luar pulau Sumatera dan Jawa, pada Minggu ke-3 April 2024, salah satunya berada di Provinsi Sulawesi Tenggara, yakni Kab.Wakatobi dengan komoditas andil terbesar yakni beras, cabai merah dan telur ayam ras. Serta komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah tersebut didominasi oleh daging ayam ras, daging sapi dan cabai merah. Kemudian, harga beras berangsur turun sampai dengan 23 April 2024 seiring masuknya periode panen raya sepanjang Maret-April 2024.(has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *