Kursi Panas Walikota Kendari, ‘’Kuburan’’ Bagi para Politisi

Kursi Panas Walikota Kendari, ‘’Kuburan’’ Bagi para Politisi

Judul di atas tidak bermaksud menakuti para figur calon Walikota Kendari yang saat ini marak menghiasi pemandangan di seantero Kota. Melalui berbagai media promosi seperti billboard, baliho, pamflet dan sebagainya. Bukan pula bermaksud mengorek luka lama yang pernah dialami para mantan walikota Kendari definitif (tidak termasuk Penjabat) di masa silam.

Penulis hanya bermaksud mengingatkan kepada para politisi muda yang begitu bergairah bersaing memperebutkan jabatan walikota Kendari. Bahwa, dibalik jabatan walikota yang begitu mentereng ada kursi ‘’panas’’ sehingga siapapun yang duduk disana harus siap menanggung resiko terburuk sekalipun.

Faktanya, para mantan Walikota defenitif tersebut harus merasakan pahitnya menyandang status tersangka. Mereka harus menelan pedihnya status terdakwa hingga terpaksa rela menjalani getirnya status terpidana di dinginnya ruangan tahanan.

Puncaknya, karier politik mereka berhenti sampai disitu tanpa bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Ini menjadi semacam ‘’kuburan’’ bagi karier politik mereka. Padahal, mereka punya kapasitas mumpuni dalam memimpin meskipun harus terpeleset dan menanggung resiko yang teramat berat.

Tentu kita berharap siapapun yang terpilih untuk periode lima tahun mendatang, dapat memutus mata rantai yang sebenarnya amat memiriskan hati tersebut. Figur-figur yang bakal bersaing memperebutkan singgasana Walikota Kendari nantinya, semoga mampu menjaga dirinya dan tidak terperosok ke dalam lubang yang sama.

Hanya saja, melihat maraknya figur yang bakal maju meramaikan Pilwali Kendari tahun 2024 ini, belum bisa menjamin mereka bakal ‘’selamat’’ dari siklus tersebut. Pasalnya, figur yang muncul belum meyakinkan track record mereka selama ini. Biasanya, dalam persaingan menuju kontestasi para calon pemimpin, beradu ide dan gagasan. Tentang mau di apakan dan dikemanakan kota Kendari jika kelak mereka terpilih menjadi walikota.

Yang ditampilkan di media-media promosi saat ini lebih mengandalkan fisik semata yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan kemampuan seorang figur pemimpin. Masyarakat Kota Kendari saat ini lebih membutuhkan figur yang mampu memberikan solusi dari banyak masalah yang dihadapi kota ini. Misalnya, bagaimana mencegah dan mengatasi bencana banjir yang setiap tahun datang menteror warga. Bukan hanya sekedar datang membawa mie instan dan pakaian bekas. Tetapi bagaimana mencegah dan mengatasi persoalan banjir ini.

Demikian pula bagaimana seorang pemimpin mampu memberi solusi terhadap persoalan pedagang kaki lima (PKL) dan UMKM. Kelompok masyarakat yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri tanpa harus merengek kepada pemerintah. Demikian pula bagaimana Kota Kendari punya stadion dan tim sepakbola yang berlaga di Liga 1 serta sejuta persoalan mendesak laiannya. Semua itu hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang cerdas serta punya visi dan misi jauh ke depan. Bukan pemimpin yang malah menjadi bagian dari masalah itu sendiri.

Tetapi ini juga akan ditentukan oleh masyarakat Kota Kendari sendiri. Apakah mereka akan tetap memilih pemimpin yang hanya mengandalkan fisik, atau betul-betul menjadi pemilih cerdas dengan memberikan suaranya kepada calon pemimpin yang punya kwalitas, integrasi, punya visi dan misi mumpuni, punya track record cemerlang serta komitmen dalam memajukan Kota Kendari. Sehingga tidak akan jadi penyesalan di kemudian hari. Karena masyarakatlah yang punya hak suara sehingga merekalah yang menentukan figur model bagaimana yang akan diberikan kepercayaan.

Ini pulalah akibat negatif dari pemilihan langsung yang lebih mengandalkan kekuatan uang. Sejatinya, masih banyak figur yang lebih punya kompetensi untuk jadi calon walikota, tapi mereka tidak terlihat. Karena tidak memiliki ongkos politik yang memadai, sehingga harus mengubur dalam-dalam impiannya. Mereka tenggelam dengan kekuatan modal yang dimiliki figur lain.

Kita berharap, siapapun nantinya yang diberi mandat oleh masyarakat Kota Kendari, mampu memberikan yang terbaik untuk Kota ini. Sehingga kota Bertakwa dan Smart City yang sudah diprogramkan para walikota terdahulu dapat diwujudkan. Yang paling penting lagi adalah, menghapus kutukan kursi walikota Kendari yang selalu berakhir di hotel Prodeo. Sehingga tidak menambah daftar panjang mantan walikota Kendari yang tersangkut masalah hukum. Semoga. (hasanuddin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *