Dua Profesor Asal Bombana di Jakarta,
Menaruh Harapan kepada Ir H. Burhanuddin M.Si
Dua profesor dari Jakarta menaruh harapan besar kepada Ir H Burhanuddin MSi untuk memimpin Kabupaten Bombana. Kedua guru besar itu menitipkan Bombana kepada Burhanuddin. Kedua guru besar itu adalah Profesor Dr. Herlina Usman Sira, SPd dan Profesor Dr Noldi, SPd. Keduanya menggelar silaturahmi Idul Adha bersama aktivis FKPPI di kediamannya, Senin malam (17/6).
Hadir dalam acara silaturahmi itu calon bupati Bombana Ir H Burhanuddin, MSi dan istri Hj Fatmawati Kasim Marewa S.Sos. Hadir pula tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, dan aktivis FKPPI Bombana.
Dua guru besar di salah satu perguruan tinggi di Jakarta itu lahir di Kasipute, SD, SMP di Bombana. Kuliah di Sultra, kemudian merantau ke Jakarta. Profesor Noldi menjadi guru besar pada 2017, sedangkan Profesor Herlina pada 2019. Keduanya mengaku dirinya bisa jadi guru besar dan banyak ke luar negeri karena berani merantau.
“Tahun 2017 saya terakhir pulang ke Bombana. Sudah sering ada niat pulang untuk syukuran profesor, namun baru saat ini sempat,” kata satu-satunya guru besar perempuan asal Kasipute Bombana ini, Senin malam (17/6).
Pada kesempatan silaturahmi itu, Herlina menceritakan bagaimana Bombana di masa kecilnya dulu. Untuk pergi ke sekolah harus merambah alang-alang, menerobos banjir, naik perahu basah semua baru sampai sekolah.
’’Sejak tahun 69 sampai sekarang Bombana tidak pernah ada perubahan di pelabuhan sana. Kalau ke pasar saya bayangkan kapan pasar bisa harum. Maka, Pak Bur, saya titipkan Bombana kepada bapak,’’ kata Herlina yang disambut aplaus hadirin.
Dia mengatakan, Bombana kaya dengan alamnya. Pernah booming emas, namun entah kemana hasilnya. Harapannya pun dititipkan kepada Ir H Burhanuddin MSi. ’’Kalau kemarin kita banyak emas, tapi hasilnya untuk pembangunan nyaris tidak ada. Berikutnya kita harapkan Bombana lebih baik lagi,’’ ujarnya.
Herlina mengaku bangga dengan kampung halamannya. Mungkin dia satunya orang Bombana pernah naik ke atas patung Liberty di AS yang meneriakkan nama kampungnya.
’’Saya ingin menulis buku From Kasipute To New York. Saya pernah naik ke kepala patung liberty di AS dan berteriak I’am Herlina from Kasipute!! Bule tanya what you said? I’m Herlina from Kasipute,’’ kata Prof Herlina.
Dia mengatakan, tidak bisa ke berbagai negara kalau tidak sekolah. Kenangan susahnya saat sekolah dulu, berangkat dari homebase ke Kasipute begitu susah. ’’Kalau musim panas kita seperti ikan kering, kalau musim hujan kita berenang di sawah. Ke selolah kita merambah alang-alang. Itulah kenangan dan apa yang diperjuangkan dulu inilah hasilnya,’’ kenang Prof Herlina.
Prof Noldi juga menyampaikan sambutannya mengatakan Bombana ini dengan alamnya. Daratan, lautan dan tanah sangat kaya sumber kehidupan.
’’Kekayaan ini jika diolah untuk pembangunan, tentu akan menambah kemakmuran masyarakat. Pertanyaannya siapa yang bisa mengelola sumberdaya ini,’’ ujarnya.
Terkait itu, Guru Besar di Universitas Negeri Jakarta ini mengaku telah melihat sepanjang jalan di Bombana begitu banyak baliho calon bupati Bombana.
’’Saya kemudian bertanya, dari semua calon-calon itu, siapa paling cocok memimpin Bombana. Saya tercengang dengan jawabannya. Katanya yang paling diinginkan itu adalah Pak Burhanuddin,’’ katanya disambut tepuk tangan juga.
Namun begitu, Prof Noldi menitip kriteria siapa wakil bupati yang akan mendanpinginya. Dia usulkan pilihlah figur yang banyak memberangkatkan masyarakat naik haji. ’’Saya tidak perlu sebut siapa namanya. Tetapi harapan saya pilihlah figur yang memberangkatkan orang berhaji,’’ kata Prof Noldi.
Ir H Burhanuddin MSi yang mendapat dukungan dan saran itu terlihat tersenyum. Mantan pj bupati di tiga kabupaten berbeda di Sultra tersebut menyampaikan respek dan rasa hormatnya kepada dua guru besar putra-putri Bombana itu.
’’Saya merasa terhornat bisa berbicara di depan Pak Prof dan Ibu Prof yang luar biasa. Hari ini saya merasa sedang ujian desertasi karena ada harapan-harapan dari dua profesor,’’ kata Burhanuddin dalam sambutannya.
Mantan Pj Bupati Buton Utara dan Konawe Kepulauan ini menceritakan diriinya ada di Bombana sejak ditunjuk jadi penjabat bupati selama satu tahun tiga bulan tahun 2022. Namun jauh sebelumnya sudah mengelilingi Bombana.
’’Tetapi saya mengenal Bombana sejak saya menjadi pegawai negeri, dulu namanya departemen pertambangan. Tahun 1995 saya hampir dua bulan keliling Bombana, Pak Prof, mulai dari Poleang Barat sampai Konawe Selatan untuk mengetahui isi bumi Bombana,’’ katanya.
Dengan pengetahuannya itu, Burhanuddin memberi harapan isi bumi Bombana harusnya dikelola untuk membuat rakyat makmur sejahtera. ’’Mudah-mudahan isi bumi Bombana tidak kemana-mana, karena sebagian besar saya sudah mengetahuinya,’’ katanya.
Mantan Kepala Dinas ESDM Sultra ini menjelaskan, sumberdaya alam yang lengkap ini mutlak untuk kesejahteraan rakyat Bombana. Program untuk mengelolanya adalah program hilirisasi.
’’Saya bawa program hilirisasi sumberdaya alam. Kenapa? Agar hasil alam kita ada nilai tambah. Diolah dulu agar nilainya tinggi sebelum keluar,” katanya.(has/rir)






