16 Medali Emas dari Lintasan Atletik Dipersembahkan Hasiati Lawole Untuk Sultra

Para Peraih Medali Emas PON Untuk Sultra

Olahraga405 Dilihat

16 Medali Emas dari Lintasan Atletik
Dipersembahkan Hasiati Lawole Untuk Sultra

  • Para Peraih Medali Emas PON Untuk Sultra

Luar biasa. Itulah kalimat yang pas untuk menggambarkan prestasi dari sosok wanita hebat bernama Hasiati Lawole. Atlet jalan cepat yang pernah mewakili Sultra pada tiga Pekan Olahraga Nasional (PON) dan sejumlah iven Kejuaraan Nasional (Kejurnas), telah meraih dan mempersembahkan total 15 keping medali emas. Rinciannya, 6 medali emas diraih dari ajang multi-iven PON, 4 emas dari Pra-PON serta 6 medali emas Kejurnas. Ini belum terhitung dengan medali emas yang diraihnya pada 3 PON ketika mewakili DKI Jakarta.

Memulai petualangannya di trek atletik pada dua nomor spesialisnya yaitu jalan cepat 5.000 dan 10.0000 meter, pada ajang ⁠Pra-Pon tahun 1984 dengan meraih 2 perak (10.000 meter dan 5.000 meter). Meskipun di babak Pra-PON hanya menyabet 2 perak, namun ketika berlomba di nomor yang sama pada PON XI tahun 1985 di Jakarta, Hasiati mampu mengamankan 2 medali emas. Catatan emas dipertahankannya setahun kemudian tepatnya tahun 1986 di ajang Kerjunas dengan meraih 2 medali emas.

Prestasi mentereng kembali dicatatkan Hasiati pada Pra-PON tahun 1988 dengan kembali mengoleksi 2 medali emas. Itu mampu dipertahankan pada PON XII setahun kemudian tepatnya 1989. Penguasa jalan cepat 5.000 dan 10.000 meter benar-benar patut disematkan pada atlet yang kini berprofesi sebagai anggota Polri dengan pangkat Komisaris Polisi (Kompol). Karena pada tahun 1990 di ajang Kejurnas dia mampu mempertahankan dominasinya di ajang Kejurnas dengan raihan 2 medali emas.

Demikian pula pada Kejurnas tahun 1991, posisinya belum tergoyahkan oleh atlet daerah lain. Dua medali emas kembali diprsembahkan untuk Sultra. Bahkan pada ajang Pra-PON tahun 1992, Hasiati kembali membuat bangga Sulawesi Tenggara dengan perolehan 2 emas. Raihan dua medali emas itu berlanjut setahun kemudian tepatnya pada PON XIII 1993.

‘’Yang mengarahkan saya untuk berlomba pada nomor jalan cepat adalah pelatih saya ketika itu almarhum Pak Asrif Ahmad. Ada juga almarhum pak Sultan dan kak Nurlela. Merekalah yang melatih saya hingga dapat mencetak prestasi seperti itu,’’ kata Hasiati Lawole kepada jurnalis sultraindependen.com.

Kiprah Hasiati di lintasan atletik tidak berhenti sampai disitu. Namun sejak PON XIV tahun 1996, PON XV tahun 2000 hingga PON XVI tahun 2004, wanita yang kini bertugas sebagai Kanit Ranmor di Reskrimum Polda Metro Jaya berlomba mewakili DKI Jakarta.

Bahkan hingga saat ini, Hasiati mengaku belum berhenti berlomba di lintasan atletik bahkan hingga beberapa iven internasional yang kerapkali digelar.

Ketika ditanya tentang cabang atletik Sultra yang belum juga melahirkan atlet sekaliber dirinya, Hasiati meminta PASI Sultra untuk tidak berhenti melahirkan atlet. Dibutuhkan usaha dan kerja keras dalam membina atlet agar ke depan bisa melahirkan atlet yang berprestasi nasional.

‘’Untuk PASI Sultra, jangan pernah lelah melahirkan Atlet berprestasi, Harus dilakukan dengan usaha keras dan tentu dengan perjuangan. Karena untuk melahirkan Atlet berprestasi memerlukan waktu yang sangat lama. Tidak instan, butuh proses panjang,’’ ujar Hasiati.

Menurut dia, prestasi yang diraih dengan perjuangan dan usaha keras serta proses panjang, akan menghasilkan prestasi yang besar juga. Bahkan bisa bertahan lama.

‘’Jangan hanya sekali juara lalu hilang. Dan yang tak kalah penting adalah, faktor mental. Tidak berpuas diri dengan apa yang diraih sekarang tetapi terus mengasah kemampuan hingga ke titik maksimal,’’ pesan Hasiati untuk pengurus PASI Sultra.(has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *