Catatan Olahraga:
KONI Sultra Harusnya Revisi Target 5 Emas
Terkejut, kaget dan di luar ekspektasi saya, ketika mendengar Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sultra, Alvian Taufan Putera menyebut 5 medali emas sebagai target Sultra dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI mendatang. Saya tidak faham, apakah ini target minimal atau maksimal? Yang pasti, lima emas yang ditargetkan ini tidak sebanding dengan besarnya jumlah kontingen yang terdiri dari 130 atlet dari 29 cabang olahraga.
Wajarkah target tersebut? Jawabnya wajar tidak wajar. Tergantung dari sudut mana kita memandang. Kalau dilihat dari waktu persiapan dalam hal ini Training Centre (TC) yang hanya 20 hari memang sangat tidak ideal untuk mematangkan persiapan atlet menuju iven sebesar PON. Dan inilah hal paling fatal dalam persiapan kontingen Sultra menuju PON, tanpa Training Cetre. Semuanya dikembalikan ke cabor masing-masing. KONI hanya menanggung TC selama 20 hari. Ini persiapan sepertinya dianggap tidak penting.
Tetapi kalau melihat jumlah cabor dan atlet yang memperkuat kontingen Sultra, harusnya sangat tidak wajar. Karena semakin besar jumlah kemungkinan untuk meraih emas juga semakin besar. Tetapi patut kita nantikan, apakah jumlah besar ini, berbanding lurus dengan prestasi yang diraih?
Kalau target minimal 5 medali emas, cukup cabang dayung dan softball yang berangkat, tidak usah dengan rombongan besar seperti sekarang. Karena dayung selama ini dikenal sebagai penyumbang emas terbanyak untuk Sultra di setiap PON. Paling sedikit cabang dayung mempersembahkan emas ketika PON berlangsung di Jawa Barat tahun 2016 dengan raihan 3 atau 4 medali emas. Softball ketika itu menyabet 1 medali emas.
Dengan gambaran tersebut di atas, artinya 5 medali emas dapat diraih oleh dua cabang yaitu dayung dan softball. Berarti bagaimana dengan 27 cabang olahraga lainnya. Timbul pertanyaan berdasar apa target tersebut dibuat. Dan siapa yang memberi masukan ke ketua umum KONI mengenai target ini.
Atau ini bisa jadi target asal-asalan KONI. Sehingga kelak, jika hanya mampu meraih 6 atau 7 medali emas mereka akan menepuk dada telah melampaui target. Padahal sejatinya, target yang diusung memang sangat rendah. Target rendah ini juga akan menjadikan para atlet tidak akan bersemangat dan tidak memiliki daya juang tinggi dalam mengejar mimpi mereka meraih medali emas. Karena jika dayung sudah memenuhi target 5 emas, apalagi yang harus dikejar? Toh target sudah tercapai.
Jadi saran saya, seharusnyalah KONI merevisi target 5 emas tersebut. Bukan untuk muluk-muluk atau menbar janji kosong. Tetapi begitulah olahraga, harus optimis dan memasang target tinggi.
Hitungan sederhannya, dari 27 cabang olahraga (diluar dayung dan softbal), kemungkinan ada 10 cabang yang berpotensi menyumbang emas. Itu artinya, ada lebih dari 10 medali emas yang harus ditargetkan. Dayung 3 emas, softball 1 emas. Kemudian 10 cabang lain menyumbang masing-masing 1 emas. Berarti ada 14 potensi emas yang bisa kita dapatkan. Bagaimana cara meraihnya, itulah tugas Cabor dan KONI bagaimana menyusun program dan strategi sehingga target dapat dicapai.
Bukan 5 seperti yang ditargetkan KONI. Kalau dari 27 cabang tidak ada yang diharapkan meraih emas, jangan-jangan kekhawatiran pemerintah provinsi (Pemprov) yang selama ini menginginkan cabor yang berangkat adalah yang berpotensi meraih medali, sehingga tidak terkesan hura-hura, malah jadi kenyataan.
Hal ini harus menjadi perhatian masyarakat olahraga Sultra untuk ikut mengawasi. Mengapa harus diawasi? Yah iyalah. Kontingen besar ini dibiayai dari uang rakyat. Yang dipungut melalui pajak serupiah demi serupiah hingga mencapai angka Rp 11 milyar. Uang rakyat dikucurkan untuk membiayai keberangkatan kontingen Sultra, meskipun Rp 4 milyar diantaranya digunakan untuk operasional KONI Sultra. Jadi, seluruh masyarakat berhak mengawasi untuk apa saja uang sebesar itu digunakan. Ingat, serupiahpun yang anda gunakan akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Sudah sesuaikah anggaran sebesar itu dengan hasil yang dicapai? Wallahu alam bissawab…..
(hasanuddin, jurnalis sultraindepeden.com)






