Pasar Sentral Wuawua, Hidup Segan Matipun Tak Mau

Metro Kendari344 Dilihat

Pasar Sentral Wuawua, Hidup Segan Matipun Tak Mau

Maksud hati membangun pasar sentral Wuawua (Pasar Baru) menjadi lebih modern, apa daya, hasilnya jauh panggang dari api. Pasar yang di awal era tahun 90-an hingga tahun 2000-an jadi salah satu pusat transaksi penting di Kota Kendari, kini nasibnya merana. Hidup Segan matipun tak Mau. Itulah ungkapan yang tepat menggambarkan kondisi pasar yang dulunya sibuk dan padat dengan transaksi jual beli.

Di masa kejayaannya, pasar sentral Wuawua menjadi salah satu lokasi berbelanja yang banyak diburu konsumen. Warga dari berbagai penjuru kota setiap hari memadati pasar tersebut meskipun kondisinya semrawut dan kotor khas pasar tradisonal. Apalagi ketika itu, angkutan kota menjadikan pasar baru sebagai tujuan dan tempat menurunkan penumpang dari arah Kota.

Mungkin dari kondisi yang semrawut dan tidak terawat itulah, Pemkot Kendari ketika itu melakukan pembangunan pasar yang lebih modern dengan pengaturan yang lebih baik. Lapak-lapak pedagang diganti dengan kios-kios yang lebih baik. Ironisnya, setelah kondisi bangunan lebih baik bukannya membawa berkah bagi para pedagang, malah kini sepi tanpa pengunjung.

Pantauan jurnalis sultraindependen.com, memperlihatkan ratusan kios yang dibangun Pemkot Kendari tertutup ditinggalkan pemiliknya. Yang tersisa beberapa kios juga terlihat sepi pengunjung. Para pedagang yang tersisa beberapa diantaranya lebih memilih mengisi waktunya dengan bermain gaplek. Di sudut lain, pemilik kios sibuk dengan smartphonenya. Tak ada aktifitas jual beli sama sekali.

Paling parah di lods pasar basah. Tak satupun pedagang yang tampak menjajakan dagangannya. Kosong melompong. Begitu pula di lantai dua yang hanya beberapa kios terbuka juga tanpa kegiatan jual beli. Ironis sekali dengan kondisi pasar beberapa tahun silam, ketika bangunannya belum sebagus sekarang.

Bergeser ke areal terminal yang ada di bagian belakang juga sama. Terminal yang biasanya ramai dengan angkutan pedesaan kali ini tidak tampak sama sekali. Pasar yang terlihat begitu indah ternyata, tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Pertanyaannya, apa yang menjadikan pasar ini ditinggalkan para pedagang dan pembeli? Apa gunanya dibangun megah seperti itu, kalau tidak digunakan? Apakah, sebelum pasar ini dibangun tidak ada studi kelayakan, atau apalah namanya. Sehingga pasar tidak kehilangan jati diri sebagai tempat tranksaksi jual beli.

Semoga siapapun kelak yang terpilih jadi Walikota Kendari, dapat mengembalikan fungsi pasar ini sebagai tempat transaksi jual beli.

Ini juga harusnya menjadi pelajaran dan perhatian bagi siapapun kelak yang terpilih memimpin Kota Kendari. agar dalam merencanakan dan membangun sebuah fasilitas umum tidak hanya berorientasi pada kepentingan elit dan pejabat. Tetapi seharusnyalah mempertimbangkan sacara matang, apakah benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Karena miris sekali, melihat fasilitas yang dibangun dengan anggaran milyaran rupiah, malah tidak berguna.(hasanuddin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *