Kenapa Harus Pilih Lukman Abunawas-La Ode Ida?
Salah satu pasangan calon Gubernur Sultra Dr H Lukman Abunawas SH.,MH dan Dr H La Ode Ida dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sultra 27 November 2024 mendatang, merupakan pasangan ideal yang tidak diragukan lagi kemampuannya. Gabungan dua tokoh sarat pengalaman baik di dunia birokrasi dan politik nasional yang sangat dibutuhkan dalam membangun Sultra lima tahun ke depan.
Lukman Abunawas, seorang sosok birokrat tulen yang memulai karier dari bawah hingga mencapai puncak karier sebagai Sekertaris Daerah (Sekda) provinsi Sultra. Tidak mudah seorang birokrat dapat menyelesaikan karier dari bawah hingga puncak dan menyelesaikan dengan mulus, tanpa cela. Bahkan ketika menjadi Bupati Kendari dua periode dan wakil Gubernur Sultra selama 5 tahun diselesaikan dengan tanpa cela pula. Tanpa cela artinya, dia mampu menyelesaikan tugas-tugasnya tanpa harus berurusan dengan berbagai masalah termasuk masalah hukum.
Dalam beberapakali perbincangan saya dengan sosok Lukman Abunawas, saya terkesan betapa besar hasratnya membangun kecerdasan, kesehatan rakyat, kesejahteraan dan memberantas kemiskinan rakyat Sultra. Sosoknya yang religius juga akan menjadi benteng utama Sultra dalam menghadapi era tanpa batas ini. Bahkan sebagai ketua Dewan Pembina Lembaga Adat Tolaki (LAT) akan jadi benteng dalam menjaga nilai-nilai adat dan budaya Tolaki dan Sultra secara umum dari pengaruh budaya luar yang kian masif memasuki Sultra.
Sebagai ketua dewan pembina LAT, tentu dia tidak sudi adat dan budaya daerahnya diacak-acak oleh orang lain. Apalagi saat ini, begitu masifnya tenaga kerja asing masuk ke Sultra yang berpotensi membawa pengaruh negatif kepada adat dan budaya Tolaki. Lukman Abunawas tentu akan menjaga daerah yang merupakan warisan leluhurnya agar tetap eksis di tengah gempuran berbagai budaya dari luar.
Demikian halnya persoalan lingkungan yang beberapa tahun terakhir menjadi persoalan utama di Sultra. Sebagai sosok yang lahir dan besar di Sultra, Lukman Abunawas tentu akan menjaga daerah ini tetap lestari, tetap ada sehingga dapat dinikmati anak cucu di masa mendatang.
Di bidang akademik, Lukman Abunawas juga mampu mencapai jenjang tertinggi sebagai Doktor bidang hukum. Selain itu dia pernah menahkodai Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sultra serta sejumlah organisasi lain semisal Ketua Dewan Mesjid Sultra, salah satu Ketua Muhammadiyah Sultra, dan kini juga menduduki kursi Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sultra.
Langkah untuk menduduki kursi Sultra-1 juga sudah diretas sejak lama, bukan baru setahun atau dua terakhir. Sehingga setiap langkah dan kebijakan dan keputusan strategis yang diambilnya selalu memperhitungkan dampak bagi masyarakat. Itulah sebabnya dia mampu melewati berbagai godaan ketika menjabat sebagai bupati dua periode, Sekda dan Wakil Gubernur satu periode.
Saya pribadi mengenal sosok Lukman Abunawas ketika masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendari (kini Kabupaten Konawe) di era bupati Razak Porosi. Setelah itu, terpilih jadi bupati Kendari ketika pemilihan masih dilakukan anggota DPRD. Usai menyelesaikan dua periode kepemimpinannya di Kabupaten Kendari dia dipercaya menjadi Sekertaris Daerah (Sekda) Sultra. Puncaknya, Lukman Abunawas menduduki kursi wakil Gubernur mendampingi Ali Mazi.
Bagaimana dengan sosok wakilnya yaitu La Ode Ida? Wah sosok ini juga tidak kita ragukan kapasitasnya. Seorang Doktor yang pernah menduduki kursi ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Jabatan yang mungkin akan sulit diulangi hingga beberapa tahun ke depan. Di tengah belum adanya putera asli Sultra yang berhasil masuk kabinet hingga Presiden ke-8 ini, sososk La Ode Ida bisa jadi penawar. Dia pernah menduduki kursi salah satu lembaga tinggi negara bernama DPD.
Sebagai ketua DPD, tentu La Ode Ida banyak memberi warna pada lembaga tersebut. Ini penting dalam ikut mewarnai pembangunan di Sultra. Bahkan setelah tak menjabat ketua DPD pun, dia kemudian dipercaya menjadi ketua Ombudsman RI.
Selain menduduki kedua jabatan tersebut, ide dan pemikiran La Ode Ida sering menjadi rujukan. Buktinya sebagai akademisi, media-media nasional tak segan meminta pemikiran-pemikiran dia untuk berbagai masalah yang muncul. Sosok La Ode Ida yang merepresentasikan wakil kepulauan tentu akan melengkapi sosok Lukman Abunawas yang merupakan representasi daratan. Ini tentu sangat ideal mengingat Sultra memang dibangun dengan komitmen dua wilayah geografis tersebut.
Kematangan dan pengalaman serta kedalaman ilmu yang dimiliki kedua figur tersebut juga tercermin dalam dua kali debat yang sudah digelar. Keduanya menguasai materi, tidak menyerang lawan serta tidak terpengaruh dengan serangan yang dilayangkan oleh kompetitor mereka.
Itulah beberapa alasan menurut saya, kenapa Lukman Abunawas dan La Ode Ida harus didukung dan dipilih untuk menduduki kursi Sultra-1. Sekarang tergantung anda pembaca menentukan pilihan pada 27 November mendatang.(hasanuddin)






