Perpustakaan Modern Sultra Diharapkan Lahirkan Ilmuwan Muda

Advetorial422 Dilihat

Nur Saleh, S.Pd.,MM.,PUB:
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi Tenggara

Gedung perpustakaan modern Sultra yang kini berdiri megah menjadi ikon baru Kota Kendari. Bangunan artistik berlantai tujuh akan menjadi kawah candradimuka lahirnya ilmuwan-ilmuwan muda daerah ini. Ribuan judul buku baik itu berkaitan sains, sastra maupun bacaan ringan kini sudah memenuhi rak-rak perpustakaan yang diresmikan beberapa waktu lalu.

Tak hanya sebagai tempat menyimpan buku layaknya perpustakaan tempo dulu, perpustakaan modern Sultra ini betul-betul akan memanjakan setiap pengunjungnya dari berbagai kelompok usia. Mulai dari pendafataran anggota di lobi perpustakaan sampai memasuki ruang-ruang baca dengan konsep yang futuristik.

Mengelolah bangunan 7 lantai dengan banyak space yang tersedia luas tentu dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas dari pengelolanya. Sehingga gedung ini dapat dimanfaatkan di setiap sentimeter bangunannya. Konsep perpustakaan yang tak melulu kaku dan menakutkan sehingga mengurangi minat orang khususnya para muda datang dan berlama-lama di bangunan tersebut. Harus ada inovasi luar biasa, sehingga dapat mengimbangi perpustakaan yang digadang-gadang akan mewujudkan masyarakat berliterasi untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya di Sultra.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra, Nur Saleh, S.Pd.,MM.,PUB dalam beberapakali perbincangan dengan jurnalis Sultra Independen.com mengatakan, pihaknya saat ini terus melakukan inovasi sesuai konsep perpustakaan modern.

‘’Kita harapkan perpustakaan dan kearsipan di kabupaten/kota di Sultra termotivasi untuk berinovasi serta meningkatkan literasi untuk kesejahteraan. Pengelolaan perpustakaan modern perlu dirancang dan dikelolah dengan inovasi guna membawa manfaat lebih besar bagi masyarakat. Sebab literasi dan masyarakat yang literate, merupakan puncak pencapaian dari proses panjang pendidikan yang ditempuh masyarakat,’’ kata mantan Kadis PU Wakatobi ini.

Perpustakaan modern ini diharapkan dapat meningkatkan konektiftas masyarakat terhadap informasi dan pengetahuan termasuk memastikan pemenuhan hak inklusif masyarakat. Itu untuk mewujudkan masyarakat literasi melalui gerakan berbagai pengetahuan secara kolektif dan inklusif.

‘’Pengelolaan perpusatakaan modern ini harus dirancang guna memberi manfaat lebih besar pada masyarakat. Karenanya, pengelolaannya selain didukung berbagai inovasi, perlu pendekatan layanan berbasis inklusif sosial. Dengan demikian, peluang dan kesempatan masyarakat akan semakin terbuka memperoleh solusi dalam meningkatkan kwalitas hidup dan kesejahteraan,’’ kata mantan Kadis P dan K Wakatobi ini.

Dikatakan, pembangunan perpustakaan ini juga merupakan salah satu upaya dalam program pengentasan kemiskinan. Perpustakaan ini nantinya akan terbuka luas bagi masyarakat.

‘’Kita akan ajak masyarakat berkegiatan di perpustakaan. Gedung ini akan membawa manfaat besar dan lebih luas bagi masyarakat. Pengelolaan perpusatakaan modern Sultra dilakukan dengan tetap memegang prinsip ‘’Prima Dalam Pelayanan. Kami akan terus berinovasi dan berkreasi, misalnya layanan jasa informasi akan dikemas secara menarik untuk melayani kebutuhan pengguna (information society) yang mengalami pergesaran dan disruspi informasi,’’ tegasnya.

Ditambahkan, bahwa konsep pengelolaan perpustakaan modern ini adalah bagaimana mengundang perhatian banyak orang berkunjung ke perpustakaan. Misalnya dengan menyiapkan berbagai sarana seperti ruangan yang menarik, bersih, indah, aman dan nyaman.

‘’Selain itu, memerdekakan pengunjung dengan tidak banyak larangan sehingga pemustaka tetap memperoleh kenyamanan. Ini ditunjang dengan berbagai parabotan seperti kursi baca dalam bentuk sofa agar bisa membaca dengan snatai. Punya ruang terbuka untuk kegiatan atau pertemuan antar komunitas, punya tempat belajar untuk memperoleh kecakapan dari apa yang dibaca sehingga dpat meningkatkan kualitas hidup. Pengunjung betul-betul akan dimanjakan dengan berbagai fasilitas di Perpustakaan ini,’’ jelasnya.

Yang ketiga adalah, masyarakat dapat bekerja di perpustakaan ditunjang berbagai fasilitas sepeerti internet, ruang pertemuan yang bersih, indah, aman, nyaman, sumber informasi beragam. Karena keberhasilan perpustakaan tidak hanya diukur dari banyaknya pengunjung, tapi juga dari jumlah kegiatan yang melibatkan masyarakat.

‘’Gedung perpustakaan modern ini difungsikan antara lain. Untuk lantai 1 difungsikan sebagai Loker, Layanan Opac, Layanan Keanggotaan, layanan sirkulasi dan zona promosi budaya baca. Sedangkan lantai 2, terdiri dari ruang teater, ruang buku cadangan, ruang edukasi narkoba (kejasama Pemprov Sultra dengan Polda sultra), ruang belajar dan internet, ruang baca anak, ruang baca lansia dan disabilitas serta mushallah,’’ bebernya.

Lantai 3 diperuntukkan untuk ruang rapat, ruang seminar (bedah buku,dll), dan ruang baca monografi. Lantai 4 untuk ruang publik terbuka, ruang koleksi berkala, ruang koleksi referensi, ruang koleksi deposit, ruang serever dan ruang pengelolaan bahan perpustakaan. Lantai 5, ruang naskah kuno, ruang konsservasi, layanan audio visual, executive louge dan ruang publik. Lantai 6, perkantoran dan lantai 7 ruang baca terbuka, cafe baca.(SI/advetorial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *