Nur Saleh, S.Pd.,MM..PUB
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra
Di akhir masa jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara, H Ali Mazi SH, meresmikan tiga proyek strategis yang dibangun pada periode pemerintahannya sebagai Gubernur tahun 2018-2023. Salah satu proyek strategis yang diresmikan tersebut adalah gedung perpustakaan bertaraf internasional. Sebuah gedung megah berlantai 7 dengan koleksi ribuan judul buku tentu harus dikelolah dengan profesional oleh sosok mumpuni. Ini demi terwujudnya tujuan pembangunan perpustakaan modern tersebut untuk menciptakan masyarakat Sultra yang berliterasi untuk kesejahteraan.
Sosok yang dipercaya jadi pucuk pimpinan di lembaga tersebut adalah Nur Saleh S.Pd.,MM.,PUB. Dia didapuk menduduki jabatan kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra sejak beberapa tahun silam oleh Gubernur Sultra. Di tangannyalah diharapkan perpustakaan modern ini mampu mewujudkan apa yang menjadi tujuan pembangunan perpustakaan tersebut.

Dalam beberapa kali perbincangan dengan jurnalis Sultra Independen, Nur Saleh sebelum menduduki posisi kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra ini ternyata merintis kariernya sebagai birokrat dari pegawai rendahan dengan pangkat 2A di kabupaten Wakatobi. Namun dengan kemampuan yang dimilikinya serta loyalitas terhadap tugas yang diembannya membawanya mampu mencapai tingkatan sebagai pejabat eselon 2A di level provinsi.
‘’Saya merintis karier dari bawah sekali sebagai pegawai dengan pangkat golongan 2A di pemerintahan Wakatobi. Namun alhamdulillah, dengan terus berupaya meningkatkan kemampuan dan kapasitas diri, sejumlah posisi dan jabatan di kabupaten Wakatobi pernah dipercayakan kepada saya. Mulai dari camat, kepala bagian, kepala bidang. Bahkan alhamdulillah pernah juga diberikan amanah memimpin beberapa dinas di Wakatobi sebagai kepala Dinas P dan K serta Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Inspektorat Wakatobi serta beberapa dinas lainnya,’’ kata Nur Saleh.
Dengan melihat rekam jejaknya menahkodai sejumlah dinas di kabupaten Wakatobi, Gubernur Sultra Ali Mazi menariknya ke provinsi. Tidak main-main, Nur Saleh ditempatkan sebagai kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi Tenggara. Salah satu dinas yang menjadi sorotan publik karena pembangunan gedung perpustakaan bertaraf internasional sementara dilakukan oleh Gubernur. Tentu dibutuhkan sosok mumpuni dan mampu mengeksekusi apa yang menjadi gagasan besar, duet Ali Mazi-Lukman Abunawas.
‘’Tentu saya tidak pernah terlintas dalam fikiran akan menduduki posisi ini. Tetapi saya yakini ini adalah jalan yang diberikan oleh Allah SWT untuk terus memberikan pengabdian dan kemampuan saya kepada daerah kita tercinta. Bekal dan pengalaman berada di level terbawah sehingga dipercaya memimpin institusi sebesar ini, Insya Allah dapat kita selesaikan. Tentu dengan banyak belajar dan menerima masukan dari berbagai pihak,’’ ujar Nur Saleh.
Tentang amanah jabatan sebagai Kadis Perpustakaan dan Kearsipan, Nur Saleh, dia berkomitmen mewujudkan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, pelestarian budaya daerah dan untuk meningkatkan kwalitas SDM melalui minat baca. Selain itu, kehadiran perpustakaan modern ini diharapkan dapat mewujudkan masyarakat berliterasi dan meningkatkan peran literasi untuk kesejahteraan.
‘’Peran perpustakaan dalam pembangunan sangat signifikan dalam literasi untuk kesejahteraan. Karena itu, pengelolaan perpustakaan modern ini didukung berbagai inovasi dan berkreasi hingga dapat membawa manfaat lebih besar dan luas bagi masyarakat. Di sisi lain perlu upaya dan langkah mengubah paradigma perpustakaan dari gudang buku, jadi perpustakaan yang dapat memberdayakan masyarakat dengan pendekatan teknologi informasi,’’ ujarnya.
Menurut dia, kemampuan literasi masyarakat yang baik akan memiliki peluang besar untuk sukses di pasar kerja. Selain itu, akan berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan pertumbuhan, karena terkait erat dengan kecakapan tenaga kerja, meningkatkan daya saing ekonomi, dapat membuat tenaga kerja lebih efisien dan memperkuat kapasitas angkatan kerja dalam mengembangkan berbagai keterampilan.

Perpustakaan modern ini diharapkan dapat meningkatkan konektiftas masyarakat terhadap informasi dan pengetahuan termasuk memastikan pemenuhan hak inklusif masyarakat. Itu untuk mewujudkan masyarakat literasi melalui gerakan berbagai pengetahuan secara kolektif dan inklusif.
‘’Pengelolaan perpusatakaan modern ini harus dirancang guna memberi manfaat lebih besar pada masyarakat. Karenanya, pengelolaannya selain didukung berbagai inovasi, perlu pendekatan layanan berbasis inklusif sosial. Dengan demikian, peluang dan kesempatan masyarakat akan semakin terbuka memperoleh solusi dalam meningkatkan kwalitas hidup dan kesejahteraan,’’ kata mantan Kadis P dan K Wakatobi ini.
Ditambahkan, bahwa konsep pengelolaan perpustakaan modern ini nantinya adalah bagaimana mengundang perhatian banyak orang berkunjung ke perpustakaan. Misalnya dengan menyiapkan berbagai sarana seperti ruangan yang menarik, bersih, indah, aman dan nyaman.
Yang ketiga adalah, masyarakat dapat bekerja di perpustakaan ditunjang berbagai fasilitas seperti internet, ruang pertemuan yang bersih, indah, aman, nyaman, sumber informasi beragam. Karena keberhasilan perpustakaan tidak hanya diukur dari banyaknya pengunjung, tapi juga dari jumlah kegiatan yang melibatkan masyarakat.
Salah satu apresiasi yang diberikan media ini adalah dengan masuknya sosok Nur Saleh sebagai salah satu tokoh dari Buku Kumpulan Wawancara 25 Tokoh Sultra yang terbit tahun 2023 silam berdampingan dengan tokoh-tokoh Sultra lainnya seperti ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh, wakil gubernur Sultra Lukman Abunawas, Sekda provinsi Sultra Asrun Lio, serta beberapa nama tokoh lainnya.(SI/advetorial)





