Ketua DPP LAT Sultra: Masyarakat Adat Tolaki Mendukung Program Pembangunan Daerah

Berita Utama219 Dilihat

Ketua DPP LAT Sultra: Masyarakat Adat Tolaki
Selalu Dukung Program Pembangunan Daerah

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Lembaga Adat Tolaki (LAT) periode 2025-2030, resmi dikukuhkan pada Sabtu, (12/7) di salah satu hotel di kota Kendari. Gubernur Sulawesi Tenggara, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, diwakili Wakil Gubernur (Wagub) Sultra, Ir. Hugua, M.Ling., menghadiri proses pengukuhan tersebut.

Pengukuhan didasari Surat Keputusan (SK) DPP LAT tentang susunan kepengurusan masa bakti 2025–2030 bernomor: 001/KPTS/LAT/6/2025 tersebut menetapkan struktur kepemimpinan DPP LAT yang baru. Kemudian dilanjutkan penandatanganan Berita Acara Pengukuhan dan selanjutnya penyerahan Pataka oleh Dewan Penasehat kepada Ketua Umum DPP LAT terpilih, Dr. H. Lukman Abunawas,SH., M.Si., MH, Penyerahan ini jadi simbol pengibaran semangat dan eksistensi LAT di Bumi Anoa, serta tanda dimulainya kepengurusan baru dalam menjaga nilai-nilai adat Tolaki di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Acara dilanjutkan dengan pelantikan pengurus secara adat yang disebut ’’Pomborehu’a’’ dan pelantikan secara organisasi oleh Dewan Penasehat, Usai pelantikan, dilakukan penandatanganan berita acara pelantikan sebagai bentuk legalitas kepengurusan.

Gubernur Sulawesi Tenggara yang dibacakan Wakil Gubernur Ir. Hugua, M.Ling., menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan pengukuhan dan menekankan pentingnya peran Lembaga Adat dalam menopang pembangunan daerah.

Wagub juga menyampaikan bahwa keberadaan pengurus baru DPP LAT yang memadukan figur senior dengan generasi muda adalah bentuk ideal regenerasi dalam organisasi adat. Para tokoh tua dinilai memiliki posisi strategis sebagai pemersatu dan penasehat, sedangkan tokoh muda diharapkan menjadi motor kaderisasi yang membawa semangat baru.

Wagub menyatakan keyakinannya bahwa di bawah kepemimpinan Dr. H. Lukman Abunawas, LAT Sultra akan terus menjadi penjaga nilai-nilai luhur, budaya, dan adat istiadat Tolaki.

’’Kami percaya dengan integritas, pengalaman dan ketokohan beliau, LAT akan makin solid dan jadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan masyarakat Sultra yang aman, maju, sejahtera dan religius,’’ ujar mantan Bupati Wakatobi dua periode itu.

Mantan anggota DPR-RI dari PDIP itu juga menyampaikan pembangunan tidak semata dilakukan pemerintah, namun memerlukan keterlibatan seluruh elemen masyarakat termasuk lembaga adat.

’’Kami ajak seluruh pemangku adat Tolaki untuk terus menjadi garda terdepan dalam membina masyarakat agar senantiasa aktif berpartisipasi dalam pembangunan serta menjaga ketertiban dan kedamaian sosial,’’ jelas mantan Ketua PDIP Sultra tersebut.

Ditekankan pentingnya peran LAT dalam mendukung visi pembangunan daerah yang selaras dengan ‘’Asta Cita’’ Presiden RI dan ’’Tri Cita ASR-HUGUA’’ yakni menjadikan Sultra sebagai provinsi yang maju, aman, sejahtera dan religius.

‘’Aman, mencerminkan kerukunan masyarakat yang dijaga melalui peran tokoh adat dan budaya. Sejahtera, bermakna kemajuan ekonomi dan keseimbangan sosial. Sedangkan religius berkaitan penguatan spiritualitas, kedisiplinan, dan integritas,’’ urai Hugua.

Wakil Gubernur juga menyampaikan empat hal penting yang jadi perhatian Pemprov Sultra saat ini: penegakan hukum, tata kelola pemerintahan, indeks daya saing daerah, dan indeks demokrasi Indonesia.

“Untuk itu, kami berharap LAT dapat berperan aktif dalam membangun sinergi antarlembaga demi memperkuat demokrasi dan stabilitas daerah,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Lembaga Adat Tolaki (LAT) periode 2025–2030, Dr. H. Lukman Abunawas, S.H., M.Si, M.H., dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra, Forkopimda serta pimpinan DPRD Sultra atas kehadiran dan dukungan pada acara pengukuhan.

Dia menegaskan bahwa Kalosara merupakan simbol kebesaran dan kehormatan suku Tolaki yang telah diakui secara nasional dan internasional, termasuk sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Kalosara mencerminkan nilai luhur seperti persatuan, penghormatan, dan keseimbangan hidup yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Tolaki.

Lebih lanjut, Lukman menegaskan bahwa masyarakat Tolaki hidup dengan filosofi mepokoaso (bersatu) dan merongga (kebersamaan), serta senantiasa menjunjung tinggi adat dan budaya sebagai dasar kehidupan sosial. Ia menekankan bahwa siapa pun yang menghormati adat akan dihormati pula, namun pelanggaran terhadap nilai-nilai Kalosara akan dikenai sanksi adat. Di hadapan jajaran pemerintah, ia menegaskan bahwa masyarakat adat Tolaki selalu mendukung program pembangunan daerah dan siap menjaga harmoni antar suku dalam bingkai persatuan di Sulawesi Tenggara.(has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *