Tangkalalo: Diputuskan Oleh Komite, Tidak Diwajibkan Bagi Siswa, Hasilnya Nyata

Metro Kendari3756 Dilihat

Tangkalalo: Dulu Jika Hujan Satu Jam, Sekolah Ini Pasti Tergenang Air

Tudingan pungutan liar (Pungli) dialamatkan kepada lembaga yang dipimpinnya, Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kendari, Latangkalalo S.Pd.,M.Pd angkat bicara. Kepada jurnalis sultraindependen.com di ruang kerjanya, Kamis (11/9), Tangkalalo membantah tudingan tersebut.

Menurut dia, yang menetapkan besaran uang komite adalah orangtua siswa melalui komite sekolah. Dan itu tidak diwajibkan kepada siswa, tetapi secara sukarela. Sehingga, tak ada konsekwensi apapun yang diberikan kepada siswa, jika mereka tidak membayar uang komite.

‘’Sekali lagi, tidak ada kewajiban siswa membayar uang komite, itu sukarela. Yang menetapkan juga adalah orangtua siswa melalui rapat komite sekolah. Kami hanya jalankan sesuai kesepakatan mereka. Tak ada konsekwensi apapun pada siswa yang tidak membayar,’’ tegas Tangkalalo.

Tangkalalo juga menceritakan bagaimana kondisi sekolah yang dipimpinnya di tahun 2021. Dimana setiap hujan turun selama satu jam, maka sejumlah ruangan termasuk ruang guru dan kepala sekolah akan tergenang sampai sepinggang orang dewasa. Ini tentu sangat menganggu proses belajar mengajar di sekolahnya. Maka itu, dia berinisiatif membangun gedung yang lebih representatif dan tidak terkena banjir lagi.

‘’Waktu itu saya putar otak bagaimana mengatasi masalah banjir yang hampir setiap tahun mengganggu proses belajar kita. Untuk berharap dari pemerintah tentu akan makan waktu dan proses yang lama. Maka saya inisiatif membicarakan dengan pihak komite sekolah. Dan alhamdulillah pihak komite bersedia membantu dan mereka putuskan melalui rapat komite. Jadi kalau ada tudingan pungli, itu sama sekali tidak benar. Dan hasilnya pun jelas ada, tidak ada yang fiktif,’’ beber Tangkalalo.

‘’Setelah proses pembangunan kurang lebih tiga tahun dari target awal dua tahun sejak tahun 2021, alhamdulillah berdirilah bangunan ini. Tak hanya ruangan untuk guru dan kepala sekolah, tetapi juga ada sarana olahraga bulutangkis dua buah,’’ ujar Tangkalalo.

Menurut dia, tak hanya berupa bangunan megah yang kini berdiri di MAN 1 Kendari, uang komite juga digunakan membayar guru honorer. Karena honor mereka yang cuma Rp 5 ribu. Diambilkan dari uang komite Rp 10 ribu, sehingga guru honorer dapat Rp 15 ribu.

‘’Tentu kami berterima kasih dengan keterlibatan pihak orangtua siswa melalui komite sekolah dalam rangka meningkatkan kwalitas pembelajaran dan sarana pendukung pembelajaran di sekolah ini,’’ kata Tangkalalo yang alumni Bahasa Inggris UHO ini.

Ditambahkan, pihaknya juga menyiapkan seragam sekolah, tetapi tidak memaksa siswa untuk membeli. ‘’Siswa bebas mau beli di sekolah atau diluar tidak ada keharusan. Tetapi tentu harga yang disiapkan sekolah lebih murah dibandingkan diluar,’’ pungkas pria yang hobi bermain bulutangkis ini.(has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *