Dirikan Empat Cabor Beladiri Sultra, Diganjar Penghargaan Dari Walikota Kendari

Metro Kendari737 Dilihat

Dirikan Empat Cabor Beladiri Sultra, Ahmad
Wahab Diganjar Penghargaan Walikota Kendari

Bertepatan peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 9 September 2025 silam, Walikota Kedari dr Hj Siska Karina Imran SKM, menganugerahkan penghargaan kepada seorang tokoh olahraga Sultra yaitu Shihan Ahmad Wahab. Penghargaan diberikan atas dedikasi dan jasanya merintis serta mendirikan induk organisasi empat cabang olahraga beladiri di Sultra.

Adapun empat cabang beladiri yang dirintis dan didirikan oleh pria kelahiran 1 Januari 1947 tersebut adalah Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) Sultra, Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Sultra, Pengurus Provinsi Wushu Sultra serta Pengurus Olahraga Sambo Sultra.

Menurut pemegang Dan VI Karate (shihan) tersebut, masih ada dua cabang yang juga dirintis dan dibawanya ke Sultra yaitu Muaythai dan Barongsai. Karena mandat kedua cabang olahraga tersebut dia terima dan bawa ke Sultra untuk kemudian dibentuk kepengurusannya.

Ketika berbincang dengan jurnalis sultraindependen.com, Kamis (23/10), di kediamannya, Ahmad Wahab menceritakan bagaimana dirinya menggeluti beberapa cabang beladiri.

‘’Awalnya saya belajar Kuntao di Makassar. Kemudian pada tahun 1969, saya ikut turnamen tinju di Tana Toraja dan ketika itu berhasil meraih medali emas,’’ kata Ahmad Wahab mengenang bagaimana dia bisa menekuni beberapa cabang beladiri sekaligus.

Tahun 1971, nasib membawanya hijrah ke Kendari. Ketika itu dia mendirikan perguruan Barata Yudha. Ada beberapa cabang beladiri yang masuk dalam perguruan Barata Yudha ini, misalnya Yudo, Yujitsu dan Karate. Kemudian Ahmad Wahab yang kini bergelar Guru Besar (Shihan) mendirikan Inkado (Indonesia Karate-do) yang merupakan salah satu perguruan karate terbesar dan tertua di Indonesia.

Kemudian tahun 1978 bersama dua perguruan lainnya yang ada di Sultra ketika itu Lemkari dan Gojukai, Ahmad Wahab mendirikan Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (FORKI) Sultra.

‘’Saya bersama Sujono yang merupakan pengurus Lemkari serta seorang pengurus Gojukai mendirikan FORKI Sultra. Ketika itu ketua pertamanya adalah Wakapolres Kendari, FX Sukamto. Setelah era FX Sukamto, FORKI kemudian dipimpin Komandan Korem hingga kini dipimpin La Ode Hidayat,’’ urai Ahmad Wahab sembari berusaha mengingat nama pengurus Gojukai yang bersamanya mendirikan FORKI Sultra.

Selama 25 tahun menduduki bidang pembinaan prestasi (Binpres) FORKI serta terus melakukan pembinaan dan latihan kepada karateka Sultra, Ahmad Wahab mampu mencetak banyak karateka berprestasi. Setidaknya dua medali emas pernah diraih karateka Sultra pada Pekan Olahraga Nasional (PON) selama Ahmad Wahab menduduki Binpres FORKI. Keduanya adalah karateka Lazaari dan Asarumada. Serta sejumlah karateka lainnya yang memperoleh medali perak dan perunggu.

Lalu bagaimana dengan pencaksilat? Menurut Ahmad Wahab dirinya pernah mewakili Sultra pada ajang Pra-PON ke-9 di Makassar. Karena ketika itu,belum ada induk organisasi dan dia ditunjuk mewakili Sultra.

‘’Waktu itu seleksi atlet pencaksilat di Polres. Berbekal ilmu beladiri yang saya miliki saya ditunjuk mewakili Sultra. Alhamdulillah lolos ke PON. Tetapi aturannya, saya sebagai karateka tidak mungkin ikut ke PON. Pasti saya diberikan sanksi sebagai karateka kalau ikut PON cabang pencaksilat. Makanya saya digantikan orang lain. Ketika itu pulalah, saya bersama beberapa teman lain berinisiatif mendirikan Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesi (IPSI) Sultra,’’ kata Ahma Wahab.

Setelah bergelut di cabang karate selama puluhan tahun dengan segala dinamikanya, Ahmad Wahab kemudian merintis pendirian Pengurus Wushu Sultra.

’’Kalau wushu lebih tenang. Berbeda dengan karate dan pencaksilat yang punya banyak perguruan sehingga dinamikanya begitu terasa. Itulah sebabnya saya tertarik mengurus cabang wushu. Wushu Sultra saya dirikan tahun 2007 dan kini sudah punya banyak atlet serta sudah dipertandingkan pada Pekan Olahraga Provinsi sejak 2007 di Raha,’’ kata Ahmad Wahab lagi.

Cabang beladiri berikutnya yang dirintis dan didirikan Ahmad Wahab adalah Sambo. Cabang ini juga sudah mewakili Sultra pada ajang multi-iven Pekan Olahraga Nasional (PON).

‘’Masih ada dua cabang yang saya rintis dan dirikan yaitu Muaythai dan Barongsai. Kedua cabang olahraga tersebut, kini sudah punya pengurus masing-masing dan telah mengikuti berbagai iven,’’ ujar Ahmad Wahab.

Atas penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Kendari pada momen Haornas lalu, Ahmad Wahab mengapresiasi.

‘’Terimakasih untuk Walikota Kendari atas penghargaan ini. Ketika KONI masih dipimpin pak Lukman Abunawas, saya juga diberi penghargaan berupa reward. Semoga ke depannya cabang-cabang beladiri yang sudah saya rintis dan dirikan ini akan mencatat prestasi dan membanggakan Sultra,’’ tegasnya.

Di hari tuanya saat ini yang menginjak usai 78 tahun, Ahmad Wahab masih tetap bersemangat untuk terus berkarya di dunia olahraga khususnya beladiri. Penghargaan dari pemerintah kota Kendari berupa piagam tentunya tidaklah sebanding dengan dedikasi dan jasanya dalam membangun olahraga Sultra. Tetapi setidaknya itu adalah wujud pengakuan terhadap karya Ahmad Wahab.(has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *